Dampak Nilai Tukar Rupiah Pada Sektor Industri Makanan dan Minuman
DAMPAK NILAI TUKAR RUPIAH PADA SEKTOR
INDUSTRI MAKANAN DAN MINUMAN
Nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing yaitu dolar
mengalami kondisi yang buruk atau bisa dikatakan cukup mengkhawatirkan karena
pada bulan November 2019 nilai tukar rupiah mengalami pelemahan sebesar Rp 14.088,00
angka tersebut lebih tinggi dibandingkan pada bulan April
2018 yang pada saat itu nilai tukar rupiah hampir menyentuh Rp 14.000
Data grafik tersebut diambil
pada situs kurs dollar.net berdasarkan data real time dan trend. Nilai tukar
rupiah yang melemah dinilai
dapat menekan industri makanan dan minuman dalam negeri. Sebab meningkatnya
dolar Amerika Serikat akan berpengaruh ke beberapa komponen dan bahan baku yang
kerap diimpor dari luar negeri. neraca ekspor-impor industri
makanan dan minuman pada 2017 defisit sebesar US$ 1,3 miliar, meski secara
keseluruhan masih positif karena kontribusi sawit.
Adapun, ekspor dapat didorong dengan pemerintah
memberikan dukungan bunga pinjaman, terutama ke pasar Asia. Saat ini banyak
industri makanan dan minuman lokal yang telah masuk ke pasar India, China,
Filipina, dan Jepang. Pemerintah dalam hal ini harus
melakukan berbagai macam upaya seperti melakukan perjanjian dagang dengan berbagai negara agar
industri makanan dan minuman lokal bisa mendapatkan keringanan bea masuk, salah
satunya dapat dilakukan dengan cara barter komoditas
dan investasi hal ini dapat menekan kenaikan harga jual makanan dan minuman agar tidak terus
melonjak.
Komentar
Posting Komentar