Inflasi dan Perubahan Harga, Menghadapi Ketidakpastian, Analisis Penggantian(Bab 3,4, dan 5)
3. Inflasi dan perubahan harga
3.1
Inflasi harga umum
Inflasi
sebenarnya tidak selalu berdampak buruk bagi perekonomian. Inflasi yang
terkendali justru dapat meningkatkan kegiatan perekonomian. Inflasi merupakan
keadaan yang mengakibatkan naiknya harga secara umum atau proses meningkatnya
harga-harga secara umum dan terus menerus. Dengan kata lain inflasi merupakan
proses menurunnya nilai uang secara kontinu
Inflasi dapat
mengubah pendapatan masyarakat. Perubahan dapat bersifat menguntungkan atau
merugikan. Pada beberapa kondisi misalnya inflasi ringan atau lunak, inflasi
dapat mendorong perkembangan perekonomian. Inflasi dapat mendorong para
pengusaha memperluas produksinya. Dengan demikian akan tumbuh kesempatan kerja
baru sekaligus bertambahnya pendapatan seseorang.
Sayangnya
tetap ada dampak negatif yang ditimbulkan inflasi diantaranya adalah inflasi
dapat merugikan masyarakat yang memiliki pendapatan tetap, alasannya apabila
jumlah uang penghasilan tetap tersebut jika ditukarkan dengan barang maka hanya
mendapatkan sedikit.
pengaruh
inflasi harga umum memberikan beberapa kesulitan karena beban bunga, deduksi
penyusutan, dan pembayaran sewa guna usaha adalah dalam dolar aktual
berdasarkan komitmen masa lalu. Pada umumnya, besaran-besaran tersebut tidak responsif
terhadap inflasi. Pada saat yang sama, banyak jenis arus kas lainnya (misalnya
tenaga kerja, material) bersifat responsif terhadap inflasi.
Inflasi
juga dapat dibagi berdasarkan besarnya cakupan pengaruh terhadap harga. Jika
kenaikan harga yang terjadi hanya berkaitan dengan satu atau dua barang
tertentu, inflasi itu disebut inflasi tertutup (Closed Inflation). Namun,
apabila kenaikan harga terjadi pada semua barang secara umum, maka inflasi itu
disebut sebagai inflasi terbuka (Open Inflation).
Sedangkan
apabila serangan inflasi demikian hebatnya sehingga setiap saat harga-harga
terus berubah dan meningkat sehingga orang tidak dapat menahan uang lebih lama
disebabkan nilai uang terus merosot disebut inflasi yang tidak terkendali
(Hiperinflasi).
Berdasarkan
keparahannya inflasi juga dapat dibedakan :
1.
Inflasi ringan (kurang dari 10% /
tahun)
2.
Inflasi sedang (antara 10% sampai
30% / tahun)
3.
Inflasi berat (antara 30% sampai
100% / tahun)
4.
Hiperinflasi (lebih dari 100% /
tahun)
3.2 Terminologi dan konsep-konsep
dasar
Dalam
mempermudah dalam pengembanagan dan pembahasan mengenai metodologi dengan
melibatkan perubahan harga barang dan jasa perlu mendefinisikan beberapa
terminology dan konsep dasar. Digunakan mata uang dolar sebagai unit moneter.
a. Dolar
aktual (A$): Sejumlah dolar yang
berhubungan dengan sebuah arus kas (atau sejumlah arus non kas seperti
penyusutan) sepanjang periode waktu terjadinya arus kas tersebut.
b. Dolar
Riil (R$): dolar yang dinyatakan dalam
daya beli yang sama selama periode waktu tertentu.
c. Tingkat
inflasi harga umum (f): sebuah pengukuranperubahan daya beli dolar selama
periode waktu tertentu.
d. Tingkat
bunga kombinasi (nominal)-I: adalah uang yang dibayarkan untuk penggunaan
modal, biasanya dinyatakan sebagai tingkat nominal (%) yang memasukan
penyesuaian pasar untuk tingkat inflasi harga umum yang telah diantisipasi.
e. Tingkat
bunga riil (Ir): uang yang dibayarkan untuk penggunaan modal, biasanya
dinyatakan sebagai tingkat nominal (%) yang tidak memasukan penyesuaian pasar
untuk tingkat inflasi harga umum yang telah diantisipasi dalam perekonomian.
f. Periode
waktu dasar (b): periode yang menjadi referensi atau periode waktu dasar yang
digunakan untuk mendefinisikan daya beli dolar riil (konstan).
3.3 Inflasi atau deflasi harga
Inflasi
adalah suatu
proses atau peristiwa kenaikan tingkat harga barang-barang secara umum.
Dikatakan tingkat harga secara umum karena barang dan jasa itu banyak sekali
jumlah dan jenisnya. Ada kemungkinan harga sejumlah barang turun banyak barang
lainnya yang justru naik harganya. Kenaikan satu dua barang saja bukan
merupakan inflasi, kecuali bila kenaikan harga barang tersebut meluas pada
sebagian besar harga barang-barang lainya.
Penyebab Inflasi
Inflasi selalu
dihubungkan dengan jumlah uang yang beredar.Ada beberapa teori yang menjelaskan
tentang penyebab terjadinya inflasi.
1).
Teori Kuantitas
Teori ini adalah teori yang tertua yang
membahas tentang inflasi, tetapi dalam perkembangannya teori ini mengalami
penyempurnaan oleh para ahli ekonomi Universitas Chicago, sehingga teori ini
juga dikenal sebagai model kaum moneteris (monetarist models). Teori ini
menekankan pada peranan jumlah uang beredar dan harapan (ekspektasi) masyarakat
mengenai kenaikan harga terhadap timbulnya inflasi. Inti dari teori ini adalah
sebagai berikut :
Inflasi hanya bisa terjadi kalau ada penambahan volume uang beredar,
baik uang kartal maupun giral.
Laju inflasi juga ditentukan oleh laju pertambahan jumlah uang
beredar dan oleh harapan (ekspektasi)
masyarakat mengenai kenaikan harga di masa mendatang.
Menurut teori kuantitas harga-harga
adalah proporsi langsung dari jumlah uang yang beredar atau sering di tulis
sebagai berikut.
P = k . M
Keterangan :
P : tingkat harga
k : proporsi tertentu
M : jumlah uang
untuk membuktikan bahwa jumlah uang yang
dibayarkan oleh pembeli akan sama dengan jumlah uang diterima oleh penjual
yaitu :
MV = PT
Keterangan :
M : Jumlah uang yang beredar
V : Kecepatan perputaran uang
P : Tingkat harga
T : Banyaknya transaksi
2).
Teori Keynes
Teori Keynes
memiliki pandangan bahwa yang paling menentukan kestabilan kehidupan ekonomi
nasional adalah permintaan masyarakat (effective demand), hal ini terkait
dengan produksi dan kapasitas produksi yang tersedia.Rendahnya kapasitas barang
yang diproduksi berakibat harga barang menjadi naik,akibatnya timbul lagi
inflasi.
Keynesian
models ini lebih banyak dipakai untuk menerangkan fenomena inflasi dalam jangka
pendek. Dengan keadaan daya beli antara golongan yang ada di masyarakat tidak
sama (heretogen), maka selanjutnya akan terjadi realokasi barang-barang yang
tersedia dari golongan masyarakat yang memiliki daya beli yang relatif rendah
kepada golongan masyarakat yang memiliki daya beli yang lebih besar.
Kejadian ini
akan terus terjadi di masyarakat. Sehingga, laju inflasi akan berhenti hanya
apabila salah satu golongan masyarakat tidak bisa lagi memperoleh dana (tidak
lagi memiliki daya beli) untuk membiayai pembelian barang pada tingkat harga
yang berlaku, sehingg permintaan efektif masyarakat secara keseluruhan tidak
lagi melebihi supply barang
(inflationary gap menghilang)
3).
Teori Strukturalis
Teori ini
menitik beratkan pada Negara-negara yang sedang berkembang. Menurut teori ini
yang mempengaruhi perekonomian ada dua hal penting yang dapat menimbulkan
inflasi yaitu :
a) Ketidak’elastisan
Penerimaan Ekspor.
Nilai ekspor tumbuh secara lamban di
banding pertumbuhan sector-sektor lain. Adapun penyebabnya yaitu :
v Dipasar
dunia,harga barang-barang ekspor dari negara tersebut semakin memburuk.
v Produksi
barang-barang ekspor tidak responsif terhadap kenaikan harga.
b) Ketidakelastisan
penawaran atau produksi Bahan Makanan di dalam Negeri.
Produksi bahan
makanan dalam negeri tidak tumbuh secepat pertambahan penduduk dan pendapatan
per kapita.Hal ini menyebabkan harga bahan makanan di dalam negeri cenderung
untuk naiksehingga melebihi kenaikan harga barang-barang lain.Dampak yang
ditimbulkan yaitu timbulnya tuntutan karyawan untuk mendapatkan kenaikan upah
dan gaji.Naiknya upah dan gaji menyebabkan kenaikan ongkos produksi yang memacu
kenaikan harga barang pula.
Inflasi dapat
disebabkan oleh kombinasi dari empat faktor:
v Persediaan
Uang yang bertambah The supply of money goes up.
v Supply
dari barang yang berkurang
v Permintaan
terhadap uang tersebut menurun
v Permintaan
untuk barang – barang lain naik. (Donny S. Makalew)
Pengaruh Inflasi,
Inflasi dapat
menyebabkan prekonomian tidak berkembang secara normal. Dalam kaitanya dengan
pertumbuhan ekonomi, inflasi dapat membawa pengaruh sebagai berikut :
1. Inflasi
mendorong penanaman modal spekulatif
Pada saat inflasi, para pemilik modal
cenderung melakukan investasi spekulatif,misalnya dengan cara membeli
tanah,rumah,atau menyimpan barang-barang berharga yang lebih menguntungkan bila
dibandingkan melakukan investasi produktif yang belum tentu akan memberikan
kontribusi positif untuk selanjutnya.
2. Inflasi
menimbulkan ketidakpastian keadaan ekonomi di masa depan.
Inflasi akan semakin berkembang bila
tidak di kendalikan. Gagal mengendalikan inflasi akan menimbulkan ketidakpastian
ekonomi serta sulit di ramalkan sehingga akan dapat mengurangi kegairahan
pengusaha untuk mengembangkan kegiatan ekonomi.
3.
Inflasi menimbulkan masalah
neraca pembayaran
Inflasi menyebabkan harga barang-barang
impor lebih murah bila dibandingkan dengan harga barang produksi dalam
negeri.Maka impor berkembang lebih cepat,tetapi ekspor akan bertambah
lambat.Dengan demikian arus modal ke luar negeri akan lebih banyak dari pada
yang masuk ke dalam negeri.Keadaan seperti ini akan mengakibatkan terjadinya
defisit neraca pembayaran dan kemerosotan nilai mata uang dalam negeri.
Akibat
Inflasi,
Inflasi
memiliki dampak positif dan dampak negatif- tergantung parah atau tidaknya
inflasi. Apabila inflasi itu ringan, justru mempunyai pengaruh yang positif
dalam arti dapat mendorong perekonomian lebih baik, yaitu meningkatkan
pendapatan nasional dan membuat orang bergairah untuk bekerja, menabung dan
mengadakan investasi.
Sebaliknya,
dalam masa inflasi yang parah, yaitu pada saat terjadi inflasi tak terkendali
(hiperinflasi), keadaan perekonomian menjadi kacau dan perekonomian dirasakan
lesu. dan terpuruk dari waktu ke waktu, Secara singkat dapat di pilah akibat
buruk dari inflasi tersebut.
1. Kesenjangan
Distribusi Pendapatan
2. Pendapatan
Riil Merosot
3. Nilai
Riil Tabungan Merosot
4. Bagi
orang yang meminjam uang dari bank (debitur),
Secara
umum, inflasi dapat mengakibatkan berkurangnya investasi di suatu negara,
mendorong kenaikan suku bunga, mendorong penanaman modal yang bersifat
spekulatif, kegagalan pelaksanaan pembangunan, ketidakstabilan ekonomi, defisit
neraca pembayaran, dan merosotnya tingkat kehidupan dan kesejahteraan
masyarakat.
Cara Mengatasi Inflasi
Secara
umum terdapat dua kebijakan yang dilakukan untuk menekan laju inflasi
diantaranya kebijakan moneter dan kebijakan fiskal.
1. Kebijakan
Moneter
Kebijakan
moneter adalah tindakan atau kebijakan yang diambil oleh penguasa moneter
biasanya bank sentraluntuk mempengaruhi jumlah uang yang beredar sehingga akan
terjadi perubahan jumlah uang yang beredar yang pada akhirnya akan mempengaruhi
kegiatan ekonomi masyarakat. Ada beberapa macam kebijakan moneter yaitu :
a) Politik
Diskonto
Politik
diskonto (discount policy) adalah politik bank sentral untuk mempengaruhi
peredaran uang dengan jalan menaikan dan menurunkan tingkat bunga.Dengan
menaikan tingkat bunga diharapkan jumlah uang yang beredar di masyarakat akan
berkurang, karena orang akan lebih banyak menyimpan uangnya di Bank dari pada
menjalankan investasi.Sebaliknya,Bank sentral akan menurunkan suku bunga jika
timbul deflasi (yang akan dibahas lebih dalam pada halaman berikutnya).Dengan
diturunkannya suku bunga diharapkan masyarakat akan menarik uangnya dari bank
karena bunga tidak memadai.
b) Kebijakan
Pasar Terbuka
Untuk
memperkuat politik diskonto,kebijakan lain juga di jalankan yaitu dengan
politik pasar terbuka (open market policy) yaitu dengan jalam membeli atau
menjual surat-surat berharga.Dengan membeli surat-surat berharga di harapkan
uang yang beredar di masyarakat bertambah,selanjutnya bila apabila dengan
menjual surat-surat berharga diharapkan uang beredar di masyarakat dapat
tersedot dari masyarakat.
c) Kebijakan
Persediaan Kas (cash ratio policy)
Bank sentral
pada umumnya menentukan cash ratio yaitu angka perbandingan minimum antara uang
tunai yang dimiliki oleh bank umum dengan jumlah uang giral (cek.giro dan
sebagainya) yang dikeluarkan oleh bank yang bersangkutan.
d) Perubahan
Cadangan Minimum
Perubahan
cadangan minimum yang dimiliki oleh bank-bank umum dapat mempengaruhi jumlah
uang yang beredar.Apabila ketentuan cadangan minimum diturunkan ,jumlah uang
yang beredar cenderung naik dan sebaliknya jika cadangan minimum dinaikan
jumlah uang yang beredar cenderung turun.
2. Kebijakan
Fiskal
a) Pengaturan
Pengeluaran Pemerintah
Pengaturan
pengeluaran sangat perlu di lakukan. Dalam hal ini diharapkan penggunaan
anggaran negara agar sesuai dengan perencaan.Kalau pembelajaan Negara melampui
batas yang telah ditentukan akan mendorong terjadinya pertambahan uang yang
beredar begitu juga sebaliknya.
b) Menaikan
Tarif Pajak
Saat terjadi
inflasi uang beredar lebih banyak.Jumlah uang beredar tersebut dapat dikurangi
dengan jalan menaikan tariff pajak.Jika tariff pajak dinaikkan uang yang
dibelanjakan oleh masyarakat berkurang.Namun harus diperhatikan agar tidak
terjadi ketimpangan atau ketidakadilan perlu diperhatikan golongan masyarakat
mana yang dinaikkan pajaknya.
c) Mengadakan
Pinjaman Pemerintah
Pemerintah
dapat mngadakan pinjaman pemerintah bauik dengan jalan paksaan ataupun
tidak,untuk mengurangi uang yang beredar di masyarakat.Cara yang paling ampuh
dilakukan untuk menyukseskan kebijakan ini yaitu dengan jalan membekukan
simpanan yang dimiliki oleh masyarakat yang ada di bank.Dapat juga ditempuh
dengan jalan memotong gaji pegawai negeri untuk di tabung.
3. Kebijakan
Non-Moneter
a)
Menaikan Hasil Produksi
Kenaikan hasil
produksi dapat memperkecil laju inflasi.Kenaikan hasil produksi dapat dilakukan
dengan cara kebijakan penurunan bea masuk.Hal ini akan berakibat impor barang
meningkat.Pertambahan jumlah barang di dalam negericenderung menurunkan harga.
b)
Kebijakan Upah
Kebijakan upah
adalah tindakan menstabilkan upah dan gaji dengan cara gaji tidak sering
dinaikan.Kenaikan gaji dan upah akan menimbulkan kenaikan daya beli.Hal ini
pada akhirnya menaikan permintaan terhadap barang-barang secara
keseluruhan.Apabila hal ini terjadi,maka akan menimbulkan inflasi.
c)
Pengaman harga dan distribusi
barang
Pemerintah
harus dapat mengendalikan kenaikan harga berbagai macam barang. Oleh karena
itu,pemerintah menetapkan harga maksimum (harga eceran tertinggi), melakukan
pengamanan harga, menetapka sanksi yang cukup berat.Apabila penetapan harga
tidak disertai dengan pengamanan yang baik,maka tidak akan memberikan hasil
yang diharapkan. Namun, kadang-kadang pengamanan harga oleh pemerintah sering
menimbulkan pasar yang tidak diinginkan.(pasar gelap).
Deflasi
adalah
suatu periode dimana harga-harga secara umum jatuh dan nilai uang bertambah.
deflasi merupakan kebalikan dari inflasi. Bila inflasi terjadi akibat banyaknya
jumlah uang yang beredar di masyarakat, maka deflasi terjadi karena kurangnya
jumlah uang yang beredar. Ada pula deflasi didefinisikan sebagai meningkatnya
permintaan terhadap uang berdasarkan jumlah uang yang berada di masyarakat.
Penyebab
Deflasi
Ada beberapa
hal yang dapat menjadi penyebab deflasi :
1. Menurunnya
Persediaan Uang di Masyarakat.
Menurunnya
jumlah persediaan uang di masyarakat ini cenderung disebabkan karena sebagian
besar masyarakat menyimpan uangnya di bank.Masyarakat menyimpan uangnya di bank
kemungkinan disebabkan oleh tingkat suku bunga yang tinggi karena dapat
memberikan keuntungan yang cukup tinggi.Sehingga dengan demikian persediaan
uang yang ada di masyarakat semakin berkurang.Jika persediaan uang lebih
sedikit bila dibandingkan dengan jumlah barang maka akan dapat menimbulkan
deflasi.
2. Meningkatnya
Persediaan Barang
Kadang kala produksi barang tidak bisa di
bendung apabila permintaan barang meningkat.Produsen cenderung terus
meningkatkan produksinya pada saat kondisi seperti itu.Jika jumlah barang yang diproduksi
tersebut tidak habis terjual kepada konsumen dan produksi tetap dilakukan
sedangkan permintaan akan barang semakin berkurang maka akan dapat meningkatkan
jumlah persediaan barang di masyarakat akibatnya harga barang tersebut semakin
menurun karena jumlahnya banyak.
3. Menurunnya
Permintaan Akan Barang.
Apabila
permintaan akan suatu barang menurun sedangkan produksi tetap dilakukan maka
cenderung hal tersebut akan menurunkan tingkat harga barang yang bersangkutan.
Pengaruh dan Akibat Deflasi
1. Penurunan
persediaan uang
Deflasi dapat menyebabkan menurunnya
persediaan uang di masyarakat dan akan menyebabkan depresi besar (seperti yang
dialami Amerika dulu) dan juga akan membuat pasar Investasi akan mengalami
kekacauan.
2. Memperlambat
aktivitas ekonomi
Dikarenakan harga barang mengalami penurunan,
konsumen memiliki kemampuan untuk menunda belanja mereka lebih lama lagi dengan
harapan harga barang akan turun lebih jauh. Akibatnya aktivitas ekonomi akan
melambat dan memberikan pengaruh pada spiral deflasi (deflationary spiral).
3. Dampak
susulan dari melesunya kegiatan ekonomi adalah banyak pekerja yang
akhirnya
mengalami PHK karena pemiliki bisnis tidak sanggup membayar gaji karyawannya.
Dengan demikian pendapatan yang diterima masyarakat menjadi sedikit dan jumlah
uang yang beredar di masyarakat semakin berkurang.
4. Dari
sisi investasi, deflasi juga mengakibatkan melesunya investasi di sektor riil
maupun di
lantai bursa. Akibatnya ini akan menambah berat kelesuan ekonomi dikarenakan
tidak ada lagi aktivitas bisnis yang berjalan.
5. Deflasi
juga dapat menyebabkan suku bunga disuatu negara menjadi nol persen. Lalu
diikuti juga
dengan turunnya suku bunga pinjaman di bank. Ini memang merupakan langkah
paliatif untuk mencegah masyarakat menyimpan uangnya di bank yang dapat membuat
peredaran uang semakin kecil.
Selain itu
juga ada dampak positif dan negatif dari deflasi adalah sebagai berikut.
a)
Baik, deflasi akan membuat orang
menyimpan uang sehingga uang benar-benar
dihargai dan
jaminan keamanan sosial politik. Orang akan banyak berinvestasi langsung dan
ketersediaan barang terjamin. Akibatnya nilai mata uang akan menguat.
b)
Buruk. deflasi akan membuat jatuh
nilai properti. Orang lebih suka mendepositokan
uangnya di
bank atau pasar modal daripada beli properti yang tidak naik. Karena harga
terus turun maka produsen cenderung kurang berminat memproduksi barang.
Kesempatan kerja berkurang karena banyak PHK. Pajak tidak dapat ditarik oleh
pemerintah sehinga pendapata negara berkurang. Kegiatan perekonomian secara
keseluruhan mengalami kemunduran.
Cara
Mengatasi Deflasi
Salah satu
cara menanggulangi deflasi adalah dengan menurunkan tingkat suku bunga. Deflasi
dapat diibaratkan jatuh sakitnya seseorang karena jarang berolah raga. Apabila
seseorang pada dasarnya memiliki kaki normal namun malas menggunakannya, maka
ini akan mengakibatkan menyusutnya otot-otot kaki yang jarang digunakan
tersebut. Dalam jangka waktu lebih lama orang tersebut akan tidak dapat
berjalan sama sekali berhubung otot sudah terlalu lemah untuk digunakan.
Apabila keadaan ini justru didiamkan, bukan tidak mungkin akan mengalami
kelumpuhanselamanya.
Hal ini
parallel dengan inflasi. Cara terbaik untuk mengatasinya adalah dengan melatih
kembali otot-otot yang sudah lama tidak digunakan. Meski memakan waktu lama,
hal ini adalah satu-satunya cara untuk mengembalikan kekuatan otot yang
melemah. Dengan kata lain untuk mencegah deflasi menjadi krisis ekonomi besar,
pemerintah dan semua pihak yang terkait harus bersepakat untuk memulai kembali
kegiatan ekonomi yang sempat terhenti karena salah urus tersebut. Tentu saja
ini membutuhkan waktu yang tidak sedikit.
Lazim
dikatakan oleh para analis eknonomi bahwa deflasi merupakan kondisi krisis
moneter yang sebenarnya tidak memiliki obat yang efektif. Apabila pada inflasi
Bank Sentral dapat menaikkan suku bunga untuk menahannya, menurunkan suku bunga
bahkan hingga nol persen bukanlah jalan keluar bagi deflasi. Pasalnya ini akan
membuat pemasukan pemerintah menjadi nol juga atau bahkan negative.
Akibatnya,
biaya impor menjadi terbebani sementara ekspor tidak menunjukkan kenaikan
signifikan berhubung melemahnya mata uang disebabkan oleh aksi spekulan
semata-mata.
Cara yang
paling lazim digunakan adalah memberikan stimulus ekonomi berupa bantuan
likuiditas ke sektor bisnis. Dengan demikian diharapkan kegiatan ekonomi
kembali berputar. Pemerintah juga dapat memotong pajak dan meningkatkan
belanjanya sendiri untuk menggairahkan perekonomian.
Dari sisi Bank
Sentral, pemerintah juga dapat meningkatkan peredaran uang di masyarakat dengan
membeli surat hutang sektor swasta dan menukarkannya dengan uang tunai. Selain
itu, juga dapat dilakukan dengan memotong suku bunga. Namun seperti dijelaskan
di atas, memotong suku bunga bukanlah jalan keluar yang sesungguhnya tetapi
hanya sekedar pengobatan sementara untuk menggairahkan ekonomi dan mengharapkan
harga bergerak naik dengan sendirinya.
Deflasi selama
dua-tiga bulan berbahaya. Lebih baik inflasi dalam taraf rendah, tetapi jangan
sampai terjadi deflasi secara terus menerus. Apabila terjadi deflasi dalam
waktu dua-tiga bulan, itu artinya terjadi pelemahan ekonomi
deflasi tidak
harus dikaitkan dengan kebijakan impor pangan. yang paling penting tujuan untuk
meningkatkan seluruh produksi pangan dalam
negeri, seperti : beras, padi, jagung,
atau daging, Selain bahan makanan, deflasi juga terjadi karena pengaruh
penurunan harga tarif listrik dan bensin
Tingkat
inflasi harga umum (f) mungkin saja bukan merupakan estimasi terbaik mengenai
perubahan harga masa datang untuk satu atau lebih arus kas biaya dan pendapatan
dalam sebuah analisis ekonomi teknik. Variasi antara inflasi harga umum dengan
estimasi terbaik perubahan harga dimasa datang untuk barang dan jasa tertentu
dinamakan inflasi ( atau deflasi) harga diferensial.
Variasi ini timbul
disebabkan oleh berbagai faktor seperti perbaikan teknologi, dan perubahan
produktivitas, peraturan pemerintah, dan sebagainya. Selain itu, pembatasan
dalam penawaran, peningkatan permintaan, atau kombinasi keduanya akan mengubah
nilai barang dan jasa tertentu relatif terhadap barang dan jasa lainnya.
Perubahan harga yang disebabkan oleh beberapa kombinasi inflasi harga umum dan
inflasi harga diferensial dapat dinyatakan oleh eskalasi (atau penurunan) harga
total. Tingkat eskalasi harga ini lebih jauh didefinisikan sebagai berikut.
Inflasi (atau
deflasi) harga deferensial (e_j), merupakan peningkatan (%) harga (dalam harga,
atau biaya untuk sejumlah yang tetap), di bawah atau di atas tingkat inflasi
harga umum, selama sebuah periode waktu (biasanya dalam satu tahun) untuk
barang atau jasa j.
Tingkat
eskalasi atau kenaikan (penurunan) harga total (e_j), total tingkat (%)
perubahan harga (dalam unit harga, atau biaya sejumlah tetap tertentu) selama
periode waktu (biasanya satu tahun) untuk barang dan jasa j. Tingkat eskalasi
harga total sebuah barang dan jasa memasukkan pengaruh tingkat inflasi harga
umum (f ) maupun tingkat inflasi harga deferensial (e_j^' ) terhadap perubahan
harga.
3.4 Strategi aplikasi
Pendoman yang
sering digunakan dalam praktek adalah penilaian yang didasarkan pada estimasi
perubahan harga prospektif serta pada analisa sensitivitas. Meskipun demikian,
metode analisa dolar aktual maupun riil tetap dapat digunakan dalam praktek.
Jika kedua metode tersebut diterapkan dengan tepat, akan dihasilkan nilai
ekuivalen arus kas periode waktu dasar yang sama. Kedua metode tersebut juga
membutuhkan jumlah informasi yang sama, dan tidak ada perbedaan praktis dalam
penerapanya.
Namun
demikian, informasi yang dihasilkan oleh kedua metode tersebut untuk melakukan
interpretasiekonomi yang sangat berbeda. Hasil dari analisa dolar aktual adalah
dalam daya beli pasar yang selalu berubah sepanjang waktu. Sedangkan hasil dari
analisis dolar riil adalah dalam daya beli pasar yang konstan yang
didefinisikan oleh periode waktu dasar (b). Jadi, analisis dolar riil
memberikan informasi dalam satuan unit pengukuran yang konstan, sementara
analisis dolar aktual memberikan informasi dalam kuantitas aktual yang akan
terjadi selama periode analisis.
3.5 Konsep kurs mata uang dan daya
beli
Jika
perusahaan dalam negeri melakukan investasi diluar negeri, maka arus kas yang
diterimanya adalah dalam satuan mata uang asing. Biasanya, investasi luar
negeri ditandai oleh dua (atau lebih) pengubahan mata uang:
Ketika
investasi awal dibuat, Ketika arus kas dikembalikan ke perusahaan awal.
Kurs mata uang
selalu berfluktasi sepanjang waktu, kadang-kadang dengan fluktasi yang sangat
hebat. Perubahan kurs antara dua mata uang adalah analog dengan perubahan
tingkat inflasi harga umum. Hal ini karena daya beli relatif antara kedua mata
uang tersebut berubah sama seperti daya beli relatif antara dolar aktual dan
dolar riil. Maka dapat diasumsikan sebagai berikut.
i_us = tingkat
pengembalian dalam satuan tingkat bunga kombinasi (pasar) relatif terhadap US dolar.
i_fc = tingkat
pengembalian dalam satuan tingkat bunga kombinasi (pasar) relatif mata uang
asing.
f_e = tingkat
devaluasi tahunan (tingkat perubahan tahunan dalam kurs) antara mata uang asing
dan US dolar. Dalam hubungan berkut ini,
f_e positif
digunakan ketika mata uang asing didevaluasi terhadap dolar, dan
f_e negatif
digunakan ketika dolar didevaluasi terhadap mata uang asing.
Maka
1 + i_us = (1 +
i_fc)/(1 + f_e )
Atau
i_fc = i_us + f_e
+ f_e (i_us)
4. Menghadapi ketidakpastian
4.1 Definisi resiko, ketidakpastian
dan sensitivitas
Resiko
a)
Menurut Frank Knight yang dikutip
dalam Robison dan Barry (1987),
risiko
menunjukkan peluang terhadap suatu kejadian yang dapat diketahui oleh pembuat
keputusan yang didasarkan pada data historis dan pengalaman selama mengelola
kegiatan usaha. Risiko juga menunjukkan peluang terjadinya peristiwa yang
menghasilkan pendapatan di atas atau di bawah rata-rata dari pendapatan yang
diharapkan.
b)
Sementara itu, Debertin (1986)
menyatakan bahwa kejadian berisiko adalah kejadian dimana peluang dan hasil
dari kejadian tersebut dapat diketahui oleh pembuat keputusan. Risiko dapat
pula diartikan sebagai kemungkinan kejadian yang merugikan.
c)
Menurut Robison dan Barry (1987),
risiko adalah peluang dari suatu kejadian yang dapat diperhitungkan dan akan
memberikan dampak negatif yang dapat menimbulkan kerugian, sedangkan
ketidakpastian adalah peluang dari suatu kejadian yang tidak dapat
diperhitungkan oleh pebisnis selaku pengambil keputusan.
d)
Djohanputro (2006) menyatakan
risiko sebagai ketidakpastian yang telah diketahui tingkat probabilitas
kejadiannya.
e)
Menurut Kountur (2004)
ketidakpastian ini terjadi akibat kurangnya atau tidak tersedianya informasi
yang menyangkut apa yang akan terjadi. Ketidakpastian yang dihadapi oleh
perusahaan dapat berdampak merugikan atau menguntungkan. Apabila ketidakpastian
yang dihadapi berdampak menguntungkan maka disebut dengan istilah kesempatan
(opportunity), sedangkan ketidakpastian yang berdampak merugikan disebut sebagai
risiko.
Risiko secara
umum adalah bahaya, akibat atau konsekuensi yang dapat terjadi akibat sebuah
proses yang sedang berlangsung atau kejadian yang akan datang. Dalam bidang
asuransi, risiko dapat diartikan sebagai suatu keadaan ketidakpastian, di mana
jika terjadi suatu keadaan yang tidak dikehendaki dapat menimbulkan suatu
kerugian
ketidakpastian
Di dalam
setiap organisasi, tentu terdapat tujuan dan sasaran yang harus dicapai.
Aktivitas-aktivitas yang dijalankan oleh organisasi juga tidak terlepas dari
berbagai tujuan dan sasaran yang ingin dicapai. Dengan adanya berbagai faktor
atau fenomena dalam menjalankan berbagai aktivitasnya, organisasi menghadapi
berbagai ketidakpastian, baik kecil maupun besar, serta dapat menjadi ancaman
atau bahkan peluang.
Menurut ”Leo
J. Susilo”, dalam bukunya Berbasis ISO 31000 mengatakan bahwa “ketidakpastian
adalah keadaan, walaupun hanya sebagian, dari ketidakcukupan informasi tentang
pemahaman atau pengetahuan terkait dengan suatu peristiwa, dampaknya, dan
kemungkinan terjadinya”.
Sensitivitas
4.2 Sumber-sumber ketidakpastian
Ketidakpastian banyak hal yang menyertainya
dalam masalah dan solusi. Ada beberapa sumber dari ketidakpastian, beberapa
diantaranya adalah :
1. Masalah
Beberapa masalah meliputi factor-faktor
yang oleh sifat mereka, tidak pasti atau acak. Sebagai contoh, dalam
pengobatan, penyakit yang sama dapat member gejala yang berbeda untuk pasien
yang lain.
2. Data
Beberapa masalah mungkin memiliki
batasan yang kurang jelas bagi seseorang. Orang yang menghadirkan masalah
mungkin mengetahui beberapa fakta untuk kepastian, menuduh lainnya dan tidak
mengetahui lainnya. Angka-angka dan nilai-nilai dapat tidak tepat, ditebak atau
tidak diketahui.
3. Pakar
Manusia sering dapat memakai pengetahuan
mereka tanpa mengetahui secara eksplisit apa pengetahuan itu sendiri. Mereka
mungkin harus meningkatkan secara detail apa yang mereka lakukan dan bagaimana
dan tampak tak jelas atau bahkan bertentangan dengan dirinya sendiri.
4. Solusi
Ada beberapa area tertentu dimana tidak
terdapat pakar yang diakui. Pakar sendiri mungkin tidak setuju satu sama lain
dan tak seorangpun dapat memutuskan solusi yang baik. Domain seperti itu dapat
berupa strategi militer.
5. representasi
pengetahuan
Keterbatasan model pada system riil dan Keterbatasan
pengungkapan dari
mekanisme representasi.
6. Proses
Inferensi
Deduktif - hasil yang diperoleh secara
formal benar tetapi salah pada system riil, proses Induktif - Konklusi baru
tidak ditemukan dengan baik dan Metoda penalaran tidak valid (unsound).
4.3 Metode nonprobabilitik dalam
mengatasi ketidakpastian
4.4 analisis titik impas
Analisa Break Even Point (BEP) adalah
suatu teknik analisa untuk mempelajari hubungan antara Baiaya Tetap, Biaya
Variabel, Keuntungan dan Volume aktivitas. Sering pula disebut “Cost - Profit -
Volume analysis (C.P.V. analysis).
Break Even Point (BEP) dapat diartikan
sebagai suatu titik atau keadaan dimana perusahaan di dalam operasinya tidak
memperoleh keuntungan dan tidak menderita kerugian.
Dengan kata lain, pada keadaan itu
keuntungan atau kerugian sama dengan nol. Hal tersebut dapat terjadi bila
perusahaan dalam operasinya menggunakan biaya tetap, dan volume penjualan hanya
cukup untuk menutup biaya tetap dan biaya variabel. Apabila penjualan hanya
cukup untuk menutup biaya variabel dan sebagian biaya tetap, maka perusahaan
menderita kerugian. Dan sebaliknya akan memperoleh memperoleh keuntungan, bila
penjualan melebihi biaya variabel dan biaya tetap yang harus di keluarkan.
Analisis break even sering digunakan dalam hal yang lain misalnya dalam
analisis laporan keuangan. Dalam analisis laporan keuangan kita dapat
menggunakan rumus ini untuk mengetahui:
a. Hubungan
antara penjualan, biaya, dan laba
b. Struktur
biaya tetap dan variable
c. Kemampuan
perusahaan memberikan margin unutk menutupi biaya tetap
d. Kemampuan
perusahaan dalam menekan biaya dan batas dimana perusahaan tidak mengalami laba
dan rugi
Selanjutnya, dengan adanya analisis
titik impas tersebut akan sangat membantu manajer dalam perencanaan keuangan,
penjualan dan produksi, sehingga manajer dapat mengambil keputusan untuk
meminimalkan kerugian, memaksimalkan keuntungan, dan melakukan prediksi
keuntungan yang diharapkan melalui penentuan
·
harga jual persatuan,
·
produksi minimal,
·
pendesainan produk, dan lainnya
Dalam penentuan titik impas perlu diketahui terlebih dulu hal-hal dibawah
ini agar titik impas dapat ditentukan dengan tepat, yaitu:
·
Tingkat laba yang ingin dicapai
dalam suatu periode
·
Kapasitas produksi yang tersedia,
atau yang mungkin dapat ditingkatkan
·
Besarnya biaya yang harus dikeluarkan,
mencakup biaya tetap maupun biaya variable.
Disamping itu juga untuk mengetahuipada
volume penjualan atau produksi berapakah suatu perusahaan belummendapat laba
atau rugi. Sehingga hal itu dijadikan dasar oleh pimpinan sebagai pengambilan
keputusan di masa periode tersebut dan di masa yang akan datang
Metode Perhitungan Break Even
Point
Perhitungan untuk menentukan luas
operasi pada tingkat break even point dapat dilakukan dengan menggunakan suatu
rumus tertentu, tetapi untuk menggambarkan tingkat volume dengan laba maka
diperlukan grafik atau bagan break even point.
Secara matematik tingkat break even point dapat ditentukan dengan
berbagai rumus. Ada dua cara perhitungan break even point dengan pendekatan
matematik, yaitu :
a.
Atas dasar unit
b.
Atas dasar rupiah
Rumus break even point adalah sebagai
berikut :
a)
Atas
dasar unit
P.Q =
V.Q + BT
PQ – V.Q =
BT
(P - V) Q = BT
Q =
FC \ P – V
Dimana :
P
= Harga jual perunit
V
= Biaya variabel perunit
FC = Biaya tetap total selama setahun
Q
= Kuantitas penjualan
b)
Atas
dasar rupiah
Apabila diinginkan break even point
dalam rupiah, maka dari formulasi rumus break even point dalam unit dikalikan
dengan harganya (P), sehingga :
BEP(P) = FC \ (1- TVC \ S)
Dimana:
FC = biaya tetap
TVC= biaya variabel
S = penjualan
Contoh soal Analisis Titik Impas
(BEP)
1.
BEP (Q) atau BEP berdasarkan jumlah barang yang diproduksi (unit)
BEP = FC / P – V
Ket:
FC
: Fixed Cost (Biaya Tetap)
P
: Harga
VC
: Variable Cost (Biaya Variable)
Soal :
Suatu perusahaan mengeluarkan biaya
tetap sebesar Rp300.000. Biaya variabel
per unit Rp40. Harga jual per unit Rp100. Kapasitas produksi maksimal 10.000.
Hitunglah BEP (Q)!
Jawab :
BEP (Q) =
FC / P – V
= 300.000 / 100 – 40
= 5.000 unit
Atau
P – V =
Contribution margin = 100 – 40 = 60
BEP (Q) =
FC / Contribution margin
= 300.000 / 60
= 5.000 unit
2.
BEP (P) atau berdasarkan harga penjualannya (Rp)
BEP = FC / 1 – (TVC / S)
Ket :
Sales (S) atau volume penjualan = P x Q
Total Variable Cost (TVC) = VC x Q
Dari soal yang sama diatas:
Sales (S) atau volume penjualan = P x Q =
100 x 10.000 = 1.000.000
Total Variable Cost (TVC) = VC x Q = 40 x 10.000 =
400.000
BEP (Rp) = FC
/ 1 – (TVC / S)
= 300.000 / 1 – (400.000 / 1.000.000)
= 500.000
BEP (Q) =
BEP (Rp) / P
= 500.000 /
100
= 5.000
4.5 Analisis sensitivitas
Merupakan
analisis yag dilakukan untuk mngetahui akibat dari perubahan
parameter-parameter produksi terhadap perubahan kinerja system produksi dalam menghasilkan
keuntingan.
Dengan
melakukan analisis sensitivitas maka akibat yang mungkin terjadi dari
perubahan-perubahan tersebut dapat diketahui dan diantisiasi sebelumnya.
Contoh:
v Perubahan
biaya produksi dapat mempengaruhi tingkay kelayakan
Alas an ini
dilakukannya analisis sensitivitas adalah untuk mengantisipasi adanya
perubahan-perubahan berikut :
1. Adanya
cost overrun, yaitu kenaikan
biaya-biaya, seperti biaya kontruksi, biaya bahan baku,produksi,dan sebagainya.
2. Penurunan
produktivitas
3. Mundurnya
pelaksanaan proyek
Setelah melakukan analisis dapat diketahui seberapa
jauh dampak perubahan tersebut terhadap kelayakan proyek : pada tingkat mana
proyek masih layak dilaksanakan.
Analisis sensitivitas dilakukan dengan menghitung
IRR, NPV, B/C ratio, dan payback period pada
beberapa scenario perubahan yang mungkin terjadi. Mudah dilakukan dalam software spreadsheet.

4.6 Analisis sebuah usulan investasi
proyek
A. Pengertian
Investasi
Investasi
merupakan penanaman dana yang dilakukan oleh suatu perusahaan ke dalam suatu
aset (aktiva) dengan harapan memperoleh pendapatan di masa yang akan datang. Di
lihat dari jangka investasi waktunya, investasi dibedakan menjadi 3 macam yaitu
investasi jangka pendek, investasi jangka menengah, dan investasi jangka
panjang. Sedangkan dilihat dari segi aktivanya, investasi dibedakan ke dalam
investasi pada aktiva rill dan investasi pada aktiva non-rill (aktiva
finansial). Investasi pada aktiva rill misalnya investasi dalam tanah, gedung,
mesin, dan peralatan-peralatan. Adapun invesatsi investasi pada aktiva non-rill
misalnya investasi berjangka panjang untuk aktiva rill.
B. Menaksir Aliran Kas
1. Beberapa Pertimbangan dalam Menaksir Aliran Kas
Dalam
analisis keputusan investasi, ada beberapa langkah yang akan dilakukan:
a. Menaksir aliran kas dari investasi berikut.
b. Menghitung biaya modal rata-rata tertimbang.
c.
Mengevaluasi investasi tersebut
dengan kriteria investasi seperti pay-back period, NPV, dan IRR.
d. Mengambil keputusan, apakah investasi diterima atau tidak.
Dalam menaksir aliran kas, ada beberapa hal yang harus
dipertimbangkan:
a. Aliran Kas Versus Keuntungan Investasi
Fokus
dari manajemen keuangan dan analisis investasi adalah kas, bukannya keuntungan
investasi. Keuntunga investasi tidak selalu berarti aliran kas. sebagai contoh
penjualan sebagian barangkali merupakan kredit, sehingga belum ada kas yang
masuk. Item biaya tertentu seperti depresiasi, juga tidak melibatkan kas. dalam
perhitungan depresiasi, tidak ada aliran kas yang berpindah tangan. Contoh
perhitungan ini menunjukkan perbedaan antara aliran kas dengan keuntungan
akuntansi.
Perbandingan
basis cash flow dengan laporan laba-rugi akuntasi.
Laporan
Laba-Rugi
|
Kas
Masuk/Keluar
|
|
Penjualan
|
Rp.150.000,00
|
Rp.150.000,00
|
Biaya
tunai (kas)
Rp.70.000,00
|
Rp.120.000,00
|
(Rp.70.000,00)
|
Depresiasi
Rp.50.000,00
|
-
|
|
Laba
sebelum pajak
|
Rp.30.000,00
|
|
Pajak
(40%)
|
Rp.12.000,00
|
Rp.12.000,00
|
Laba
setelah pajak
|
Rp.18.000,00
|
Rp.68.000,00
|
Aliran kas = Laba setelah pajak + depresiasi = 18.000
+ 50.000 = 68.000
Cara yang langsung bisa di lakukan dengan
mengidentifikasi item-item mana yang termasuk kas masuk dan mana yang termasuk
kas keluar. Sebagai contoh, jika penjualan dilakukan dengan kredit, maka
sebagaian penjualan akan menjadi kas pada bulan ini (atau tahun ini), sebagaian
lagi akan menjadi kas pada bulan (tahun) depan.
b.
Incremental Cash Flow
Aliran kas yang akan kita perhitungkan adalah aliran
kas yang muncul karena keputusan menjalankan investasi yang sedang di
pertimbangkan. Aliran kas yang tidak relevan tidak akan masuk dalam analisis.
Aliran kas yang relevan tersebut diberi nama sebagai incremental cash flow.
Contoh aliran kas yang tidak relevan adalah sunk cost. Sunk cost adalah biaya
yang sudah tertanam, dan sudah hilang. Contoh sunk cost adalah biaya fesibility
study (studi kelayakan), biaya riset pemasaran. Biaya kesempatan (opportunity
cost) adalah item lain yang perlu di perhatikan. Sebagi contoh, jika suatu
usulan investasi dilakukan, investasi tersebut akan menggunakan gudang. Gudang tersebut
sebenarnya tidak bisa disewakan, dengan demikian biaya sewa yang hilang
tersebut harus dimasukkan sebagai elemen biaya.
c. Fokus pada
Keputusan Investasi
Dalam analisis investasi, fokus kita adalah ada pada
aliran kas yang di hasilkan melalui keputusan investasi. Aliran kas hasil dari
keputusan pendanaan harus di hilangkan dari analisis. Alasan lainnya adalah
keputusan pendanaan masuk ke dalam perhitungan tingkat discount rate yang di
pakai (WACC atau weighted average cost of capital). Jika bunga juga dimasukkan
ke dalam perhitungan aliran kas (sebagai pengurang aliran masuk), maka akan
terjadi proses double counting. Perhitungan aliran kas yang mengeluarkan efek
bunga (pendanaan) adalah:
Aliran kas = Laba bersih + Depresiasi + {(1-tingkat
pajak) x bunga}
4.7 Estimasi optimis-pesimistis
Dalam PERT, kita menggunakan distribusi peluang
berdasarkan tiga perkiraan waktu untuk setiap kegiatan, yaitu:
a.
Waktu
optimis (optimistic time)
Waktu
optimis yaitu waktu yang dibutuhkan oleh sebuah kegiatan jika semua hal
berlangsung sesuai rencana. Atau juga dapat di sebut waktu minimum dari suatu
kegiatan, dimana segala sesuatu akan berjalan baik, sangat kecil kemungkinan
kegiatan selesai sebelum waktu ini.
b.
Waktu
pesimis (pessimistic time)
Waktu
pesimis yaitu waktu yang dibutuhkan suatu kegiatan dengan asumsi kondisi yang
ada sangat tidak diharapkan. Atau juga dapat di sebut adalah waktu maksimal
yang diperlukan suatu kegiatan, situasi ini terjadi bila nasib buruk terjadi.
4.8 Tingkat MARR yang
mempertimbangkan resiko
MARR adalah
tingkat suku bunga pengembalian
minimum yang menarik, di mana tingkat suku bunga tersebut akan dijadikan dasar
atau indikator keputusan manajemen sehubungan
dengan pemilihan alternatif-alternatif biaya (cost alternatives), manfaat
(benefit alternatives) atau kelayakan suatu investasi (feasibility study),
Penentuan MARR harus mempertimbangkan beberapa hal, yang akan dijelaskan
sebagai berikut.
Cost of Capital (Biaya Modal)
Jika
sumber biaya investasi adalah dana pinjaman, maka penentuan MARR harus
mempertimbangkan faktor biaya modal (tingkat suku bunga pinjaman ditambah
dengan faktor-faktor resiko investasi). Karena return dari investasi yang
dilakukan minimal harus menutupi biaya modal yang digunakan. Selain itu jumlah
uang yang tersedia, dan sumber biaya dari mana dana tersebut diadakan (equity
atau debt financing) perlu dipertimbangkan juga.
Misalnya
perusahaan A akan membangun infrastruktur
nasional yang berbasis teknologi dengan modal investasi berupa pinjaman kredit
dari sebuah bank dengan tingkat bunga 60%/tahun, maka investasi yang dilakukan
dikatakan layak jika memberikan return sama atau lebih dari 60%/tahun atau
proyek investasi tersebut harus menghasilkan Net Present Value (NPV) atau Net
Equivalence Uniform Annual Cash Flow (EUAC) positif.
Cost of Opportunity Loss (Biaya Hilangnya Kesempatan)
Lain
halnya bila investasi yang dilakukan dengan menggunakan modal sendiri, maka
penentuan MARR harus mempertimbangkan biaya hilangnya kesempatan yang tidak
diambil karena kita memutuskan atau menjatuhkan pilihan pada alternatif lain.
Misalkan
perusahaan A
pada tahun 2017
memutuskan untuk investasi senilai Rp. 100
Trilyun dengan modal sendiri, maka investasi tersebut menghilangkan kesempatan perusahaan A
untuk memperoleh return.
Pada
alternatif investasi lainnya, misalnya membeli Sertifikat Bank Indonesia (SBI)
dengan suku bunga 70% /tahun ( = Rp. 70 Trilyun
/tahun).
Risk Investment
Suatu
investasi akan mengandung resiko, berapapun kecilnya resiko tersebut. Besar
kecilnya resiko akan sangat tergantung pada kemampuan manajemen (investor)
dalam memiliki atau mencari informasi–informasi yang relevan dengan kegiatan
investasi yang dilakukan. Semakin sedikit informasi yang dimiliki semakin besar
resiko investasi yang harus ditanggung, demikian sebaliknya.
Jenis Organisasi dan Usaha
Suatu
organisasi akan memiliki opportunity dan resiko yang berbeda dalam melakukan
kegiatan investasi dengan organisasi lainnya. Demikian halnya dengan jenis
usaha yang dimasuki. Jenis usaha manufaktur dimungkinkan memiliki tingkat MARR
yang berbeda dengan usaha pertanian, perhotelan, dsb. Proyek pememrintah akan
memiliki MARR yang berbeda dengan jenis sektor industri yang kompetitif.
4.9 Penurunan umur proyek
Definisi
manajemen proyek yang dikembangkan di sini didasarkan pada asumsi bahwa
kewajiban memanajemen itu muncul kapan saja pekerjaan proyek dibagi-bagi dalam pekerjaan khusus dan dilakukan oleh dua orang
atau lebih. Dalam keadaan semacam itu, pekerjaan-pekerjaan khusus tersebut
harus di koordinasi dan keharusan inilah yang menimbulkan kewajiban untuk
melaksanakan pekerjaan manajerial, yakni proses manajerial
James A.F.
Stoner (1982) mengklasifikasikan tingkatan manajemen (Level of Management)
sebagai berikut:
1. By
their level in organization.
2. By the
range of organizational activities for which they are responsible.
Adakalanya
tingkat manajemen diklasifikasikan atas:
a. Manajemen puncak.
b. Manajemen puncak-menengah.
c. Manajemen menengah.
d. Manajemen menengah operasional
e. Manajemen operasional.
James A.F.
Stoner (1986) menentukan tiga jenis dasar keterampilan manajerial yaitu:
keterampilan teknik (technical skill), keterampilan manusiawi (human skill),
keterampilan konseptual (conceptual skill). Fayol mengemukakan empat belas
prinsip-prinsip manajemen, yaitu:
·
Devision of York.
·
Authority and Responsibility.
·
Discipline.
·
Unity of Command.
·
Unity of Direction.
·
Subordination of individual to
general interest.
·
Remuneration.
·
Centralization.
·
Scalar chain atau hierarchy.
·
Order.
·
Equity.
·
Stability of tenure.
·
Initiative.
·
Esprit de corp.
Fayol
mengatakan: “Prinsip-prinsip tersebut bersifat fleksibel dan dapat disesuaikan
menurut kebutuhan. Persoalan bagaimana menggunakan prinsip-prinsip tersebut
merupakan seni yang sulit karena memerlukan intelegensi, pengalaman,
pengambilan keputusan dan pertimbangan (Kast dan Rosenzwight, 1983). Sedangkan
mengenai sumber daya manajemen menurut George R Terry antara lain adalah:
·
Men
·
Materials
·
Methods
·
Money
·
Market
Calvert
menggambarkan daur proses manajemen, yang sekaligus memperlihatkan hubungan
antar fungsi manajemen, yang menciptakan mekanisme dan dinamika manajemen.
Fungsi-Fungsi Manajemen Proyek
Fungsi
manajemen proyek mengacu pada fungsi manajemen secara umum. Sebagai pedoman
dalam modul ini fungsi manajemen didasarkan pada pendapat George R. Terry.
George R. Terry memberikan empat fungsi fundamental dari manajemen, yakni:
Planning, Organizing, Actuating, Controlling
Arti
penting perencanaan proyek adalah karena perencanaan merupakan proses pemikiran
kreatif dan penentuan secara matang mengenai hal-hal berkenaan dengan
keputusan-keputusan proyek yang akan dilakukan di masa yang akan datang dalam
rangka pencapaian tujuan proyek yang telah ditentukan sebelumnya.
Untuk
mencapai tujuan perencanaan proyek secara efektif, perlu diperhatikan unsur-unsur perencanaan proyek sebagai berikut:
a.
Tujuan (objectives), yaitu perumusan
secara jelas dan terperinci mengenai sasaran yang akan dicapai;
b.
Kebijakan (policy), yaitu
garis-garis besar cara yang dipergunakan untuk mencapai tujuan/sasaran yang
telah ditetapkan;
c.
Prosedur (procedure), yaitu
pembagian tugas serta hubungan-hubungan ke atas dan kesamping antara pelaksana-pelaksana
perencanaan;
d.
Evaluasi kemajuan, yaitu penentuan
norma-norma dan standar untuk mengukur kemajuan, secara kuantitatif, kualitatif
dan unsur waktu;
e.
Program, yaitu keseluruhan rencana
dan urutan-urutan kegiatan yang akan dilaksanakan.
Pengawasan
sebagai salah satu fungsi manajemen diperlukan terutama untuk menjawab
pertanyaan apakah kegiatan-kegiatan
yang sedang berjalan sesuai dengan rencana dan tujuan yang telah ditetapkan.
Pengawasan proyek diartikan sebagai usaha menentukan apa yang sedang
dilaksanakan dengan cara menilai hasil/prestasi yang dicapai dan kalau terdapat
penyimpangan dari standar yang telah ditentukan, maka segera diadakan usaha
perbaikan, sehingga semua hasil/prestasi proyek yang dicapai sesuai dengan
rencana.
Jenis atau bentuk pengawasan dapat dibedakan menurut:
1.
Pengawasan menurut locus
Menurut lokusnya maka dibedakan
antara pengawasan intern dan pengawasan ekstern. Pengawasan ekstern adalah
pengawasan yang dilakukan oleh pihak luar organisasi.
2.
Pengawasan menurut actor
Pengawasan dapat juga dibedakan
menurut aktor atau siapa yang melaksanakan. Pertama, pengawasan oleh kelompok
pemeriksa fungsional dan kedua pengawasan individual atau personal.
3.
Pengawasan menurut bidang
Jenis atau bentuk pengawasan dapat
dibedakan menurut bidang yang diawasi, misalnya: anggaran belanja (budgetary
and non budgetary financial control), produksi, pembiayaan, kualitas, pemasaran
dan sebagainya.
Manfaat, Biaya dan Umur Proyek
Ada 3
manfaat proyek, yaitu:
1.
Manfaat langsung (direct benefits)
Manfaat langsung dari suatu proyek
maksudnya adalah kenaikan nilai hasil produksi barang atau jasa atau penurunan
biaya sebagai akibat langsung dari proyek. Kenaikan nilai hasil produksi
tersebut dapat berupa meningkatnya jumlah hasil (kuantitas) dan atau
meningkatnya mutu produksi (kualitas).
2.
Manfaat tak langsung (indirect
benefits)
Manfaat tak langsung adalah manfaat
yang ditimbulkan secara tidak langsung dari suatu proyek yang merupakan
multiplier effects dari proyek. Dapat dikatakan bahwa manfaat tidak langsung
mencakup dampak ganda (multiplier effects), manfaat karena besarnya usaha
(economic scales), manfaat dari peningkatan pendidikan dan kesehatan terhadap
produktivitas tenaga kerja dan sebagainya.
3.
Manfaat tak kentara (intangible
benefits).
Manfaat tak kentara dari suatu proyek adalah manfaat yang
sukar untuk diukur secara kuantitatif misalnya dengan uang. Beberapa dari
manfaat tak kentara tersebut di antaranya muncul dalam bentuk perbaikan
lingkungan hidup, manfaat dari perbaikan pemerataan pendapatan, manfaat dari
meningkatnya kesejahteraan masyarakat dan sebagainya.
Biaya atau
pengeluaran proyek (project expenditure) adalah hanya biaya-biaya atau
ongkos-ongkos yang akan dikeluarkan di masa yang akan datang (future costs)
untuk memperoleh penghasilan-penghasilan yang akan datang (future returns).
Proyek
dapat dibedakan ke dalam dua bentuk umum, yaitu proyek publik dan proyek
swasta. Prof Soemardi Reksopoetranto mengelompokkan proyek-proyek pembangunan
ke dalam dua kelompok besar yaitu:
1. Padat
modal (capital intensive)
2. Padat
karya (labour intensive)
Umur
ekonomis sesuatu asset adalah jumlah tahun selama pemakaian aset tersebut dapat
meminimumkan biaya tahunannya. Untuk proyek-proyek yang mempunyai investasi
modal yang besar, lebih mudah untuk menggunakan umur teknis.
5. Analisis penggantian
5.1
Alasan-alasan analisis penggantian
Empat alasan utama yang
meringkas sebagian besar penyebab penggantian aset adalah sbb:
1. Kerusakan (pemburukan)
fisik : adalah perubahan yang terjadi
pada kondisi fisik aset. Biasanya, penggunaan berlanjut (penuaan) akan
menyebabkan pengoperasian sebuah aset menjadi kurang efisien.
2. Keperluan perubahan
: aset modal (capital aset) digunakan untuk memproduksi barang dan jasa yang
dapat memenuhi keinginan manusia. ®
kategori lain dari keusangan
(obsolescence)
3. Teknologi
: Dampak perubahan teknologi terhadap berbagai jenis aset akan berbeda-beda.
Contoh : peralatan manufaktur terotomatisasi. ®
kategori lain dari keusangan
(obsolescence)
4. Pendanaan
: Faktor keuangan melibatkan perubahan peluang ekonomi eksternal terhadap
operasi fisik atau penggunaan aset dan akan melibatkan pertimbangan pajak. Contoh
: menyewa (mengontrak) aset mungkin akan lebih menarik daripada memiliki aset
tersebut. ® dapat dianggap sebagai bentuk keusangan (obsolescence)
Umur ekonomi
(economic life) adalah periode
waktu (tahun) yang menghasilkan equivalent
uniform annual cost (EUAC) minimum dari kepemilikan dan pengoperasian
sebuah aset.
Umur kepemilikan
(ownership life) adalah periode
antara tanggal perolehan dan tanggal “pembuangan” (disposal) oleh seorang
pemilik. Contoh : sebuah mobil dapat berfungsi sebagai kendaraan keluarga utama
untuk beberapa tahun dan kemudian berfungsi sebagai angkutan lokal untuk
beberapa tahun kemudian.
Umur fisik
(physical life) adalah periode
antara perolehan awal dan pelepasan (pembuangan) akhir sebuah aset selama
rangkaian kepemilikannya. Contoh : mobil yang baru saja digambarkan dapat
memiliki beberapa pemilik selama keberadaannya.
Masa manfaat (useful life) adalah periode waktu (tahun) selama
sebuah aset berada dalam masa produktif (baik sebagai aset utama maupun
cadangan). Masa manfaat adalah estimasi seberapa lama sebuah aset diharapkan
dapat dimanfaatkan dalam perdagangan atau bisnis untuk menghasilkan pendapatan.
5.2
Faktor-faktor yang harus dipertimbangkan dalam
analisis penggantian
Kesalahan hasil analisis akan sangat membahayakan keputusan yang logis,
sehingga ada beberapa faktor yang harus dipertimbangkan dalam analisis
penggantian :
1.
Kesalahan
estimasi masa lalu
Setiap kesalahan
estimasi yang dibuat pada analisis sebelumnya terhadap aset lama tidaklah
relevan (kecuali terdapat implikasi pajak penghasilan). Contoh : ketika nilai
buku (BV) sebuah aset lebih besar daripada nilai pasar (MV) masa sekarangnya,
perbedaannya seringkali dianggap sebagai sebuah kesalahan estimasi. ‘Kesalahan’
tersebut juga timbul ketika kapasitas tidak lagi mencukupi, biaya pemeliharaan
lebih tinggi dari yang diantipasi dst.
Faktanya adalah bhw kerugian tsb
telah terjadi, mampu atau tidak mampu ditanggung, dan kerugian ini tetap timbul
tanpa melihat apakah penggantian dilakukan atau tidak.
2.
Perangkap Sunk Cost (Biaya Tertanam)
Jika
pajak dilibatkan, kita harus memasukkan sunk
cost ke dalam analisis ekonomi teknik. Kesalahan serius dapat terjadi dalam
praktek jika sunk cost ditangani secara tidak tepat dalam.
Sunk cost (yaitu
MV-BV<0) berkaitan dengan mempertahankan aset lama tidak harus ditambahkan pada harga pembelian alternatif terbaik
yang ada. Kesalahan ini akan menghasilkan hasil akhir yang tidak tepat yang
menguntungkan alternatif mempertahankan aset lama.
3.
Nilai investasi
aset lama dan pandangan pihak luar (outsider
viewpoint)
“Titik pandang
pihak luar (outsider viewpoint)”
untuk memperkirakan jumlah investasi aset lama (defender). Outsider Viewpoint
adalah perspektif pihak ketiga yang netral dalam menetapkan MV sebuah aset
bekas secara wajar (fair). Titik pandang ini mendorong analis untuk memfokuskan
pada arus kas saat ini dan masa datang, sehingga menghindari godaan untuk
memikirkan biaya masa lalu.
MV saat ini
yang dapat dicapai (dimodifikasi oleh pengaruh pajak penghasilan) adalah
jumlah investasi yang tepat untuk ditetapkan terhadap aset yang ada saat ini
dalam analisis penggantian. Salah satu cara membenarkan hal ini adalah dengan
menggunakan biaya peluang (opportunity
cost) atau prinsip peluang yang hilang (opportunity
forgone principle). Artinya,
jika diputuskan untuk tetap mempertahankan aset yang ada saat ini, kita
melepaskan peluang untuk memperoleh MV neto yang dapat dicapai pada waktu
tersebut. Jadi, hal ini menggambarkan opportunity
cost mempertahankan aset lama (defender).
Jika
terdapat pengeluaran investasi baru, misalnya untuk pemeriksaan dan perbaikan
aset lama sehingga dapat bersaing dengan penantang (aset pengganti), maka dalam
analisis penggantian, pengeluaran ini harus ditambahkan pada MV yang dapat
dicapai saat ini untuk menentukan investasi total aset lama.
Ketika
menggunakan outsider viewpoint, total
investasi aset lama adalah opportunity
cost dari tidak menjual aset yang ada saat ini untuk memperoleh MV-nya,
plus biaya memperbaikinya sehingga dapat bersaing dengan penantang terbaik
(semua aset baru yang layak dipertimbangkan).
MV
aset lama tidak harus dikurangi dari
harga pembelian aset pengganti ketika
menggunakan outsider viewpoint untuk menganalisis masalah penggantian.
Kesalahan ini akan menggandakan MV aset lama dan membiaskan perbandingan yang
menguntungkan aset pengganti.
Contoh 1 :
Investasi
modal sebuah mesin yang dibeli dua tahun lalu adalah $20.000. Mesin tersebut
telah disusutkan dengan menggunakan metode MACRS (GDS), dan BVnya saat ini
adalah sebesar $9.600. MV mesin tersebut, jika dijual saat ini, adalah $5.000
dan akan memerlukan biaya $2.000 untuk mereparasi mesin agar tetap dapat
dipergunakan selama lima tahun lagi. Berapakah (a) total investasi aset lama
dan (b) nilai yang tidak diamortisasi?
Jawaban
:
Investasi
aset lama adalah MVnya saat ini plus setiap pengeluaran yang dibutuhkan agar
aset masih dapat dipergunakan (dan dapat dibandingkan) relatif terhadap mesin
baru yang tersedia.
(a)
Investasi
untuk mempertahankan mesin sekarang adalah $5.000 + $2.000 = $7.000
(b)
Jika
mesin ini dijual sebesar $5.000, nilai yang tidak diamortisasi akan sebesar
$9.600 - $5.000 = $4.600
4.
Pentingnya
konsekuensi pajak penghasilan
Penggantian
aset seringkali menimbulkan capital gain
atau capital loss atau keuntungan
atau kerugian dari penjualan tanah atau properti
yang dapat disusutkan. Untuk memperoleh analisis ekonomi yang akurat dalam
hal ini, analisis harus dibuat dengan dasar
setelah pajak (after-tax basis).
Pengaruh
pajak penghasilan pada keputusan penggantian tidak dapat diabaikan. Kredit
pajak penghasilan yang hilang berkaitan dengan alternatif mempertahankan aset
lama akan menjauhkan preferensi ekonomi dari aset lama, sehingga mendorong aset
pengganti sebagai pilihan lebih baik.
5.
Umur ekonomi
aset baru
Umur ekonomi aset akan meminimasi ekuivalen biaya
tahunan seragam (equivalent uniform
annual cost – EUAC) kepemilikan dan pengoperasian aset. Sangat penting
untuk mengetahui umur ekonomi aset baru (penantang) berdasarkan prinsip bahwa
aset baru dan aset lama harus dibandingkan berdasarkan umur ekonomi (optimum)
mereka.
6.
Umur ekonomi
aset lama
Pembandingan
aset baru dengan lama harus dilakukan secara hati-hati karena melibatkan umur yang berbeda. Aset lama harus
dianggap memiliki umur lebih lama dibanding umur ekonomi sebenarnya sepanjang biaya marginalnya kurang dari EUAC
minimum aset baru.
5.3
Masalah penggantian yang khas
Contoh
Analisis Penggantian karena Peningkatan Kebutuhan Kapasitas
Walaupun secara fisik suatu peralatan masih cukup
baik, efisien, dan up to date, sering kali kita harus melakukan analisis
penggantian apabila ada peningkatan kapasitas produksi yang harus ditangani,
yang tidak lagi cukup dikerjakan dengan alat yang ada. Analisis penggantian
pada kasus yang seperti ini biasanya ditujukan untuk menjawab pertanyaan apakah
peningkatan kapasitas ini akan diantisipasi dengan menambah alat lain pada alat
yang ada atau mengganti alat yang ada dengan yang baru yang mampu bekerja pada
kapasitas yang dibutuhkan. Berikut ini adalah salah satu contoh permasalahan
analisis penggantian karena kebutuhan peningkatan kapasitas.
Contoh
Setahun yang lalu sebuah perusahaan manufaktur membeli
motor 10 hp, untuk mengerakkan belt konveyor yang dimilikinya. Karena kebutuhan
yang lebih tinggi, perusahaan perlu meningkatkan kemampuan dan panjang belt
konveyor sehingga motor yang dayanya 10 hp tidak lagi cukup untuk menggerakkannya.
Setelah dilakukan perhitungan, belt konveyor ini membutuhkan daya penggerak 20
hp. Secara teknis, daya ini bisa diperoleh dengan menambah satu motor lagi yang
dayanya 10 hp. Alternatif lainnya adalah menjual motor yang lama dan
menggantinya dengan yang baru yang memiliki daya 20 hp.
Motor yang dimiliki sekarang dibeli setahun yang lalu
dengan harga Rp. 840 ribu dan masih bisa bekerja pada efisiensi penuh 88% dan
harga jual yang pas pada saat ini adalah Rp. 540 ribu. Motor yang sama pada
saat ini harganya Rp. 880 ribu. Motor dengan daya 20 hp harganya Rp. 1560 ribu
dengan efisiensi 90%. Belt konveyor diharapkan bisa bekerja selama 2000 jam per
tahun dan mengkonsumsi arus listrik seharga Rp. 30 per kwh.
Ongkos-ongkos perawatan dan
operasional (selain arus listrik) adalah Rp. 70 ribu per tahun untuk motor 10
hp dan Rp. 100 ribu per tahun untuk motor 20 hp. Pajak dan asuransi dikenakan
sebesar 1% dari harga awal. Bunga yang berlaku ditetapkan 6%. Motor yang baru
diperkirakan memiliki umur 10 tahun dengan nilai sisa sebesar 20% dari harga
awalnya. Motor yang dimiliki saat ini diestimasikan memiliki umur total 11
tahun (sehingga sisa umurnya 10 tahun). Dengan menggunakan analisis
penggantian, tentukanlah alternatif mana yang sebaiknya dipilih.
Solusi
Pemilihan alternatif ini akan dilakukan dengan membandingkan
ongkos-ongkos ekuivalen tahunan pada kedua alternatif.
a. Alternatif pertama: Menambah motor dengan daya 10 hp pada
motor yang ada
· Motor 10 hp yang sekarang:
- Ongkos tahunan dari capital recovery:
(540.000-168.000)(A/P,6%,10)+168.000(0,06) = Rp. 60.640
- Biaya arus listrik: =
Rp. 508.640
- Ongkos perawatan dan operasional = Rp. 70.000
- Pajak dan asuransi, Rp. 840.000 x 0,01 =
Rp. 8.400
·
Motor 10 hp yang baru:
- Ongkos tahunan dari capital recovery:
(880.000 – 176.000) (A/P,6%, 10) + 176.000 (0,06) = Rp. 106.240
- Biaya arus listrik =
Rp. 508.640
- Ongkos perawatan dan operasional = Rp. 70.000
- Pajak dan asuransi, Rp. 880.000 x 0,0 = Rp.
8.800
Ongkos ekuivalen tahunan untuk alternatif ini = Rp. 1.341.360
b. Alternatif kedua, menjual
motor 10 hp yang dimiliki dan menggantinya dengan motor 20 hp.
- Ongkos tahunan dari capital recovery:
(1.560.000 – 312.000) (A/P,6%,10) + 312.000
- Biaya arus listrik =
Rp. 996.670
- Ongkos perawatan dan operasional = Rp. 100.000
- Pajak dan asuransi, Rp. 1.560.000 x 0,0 =
Rp. 15.600
Ongkos ekuivalen tahunan untuk alternatif ini = Rp. 1.298.590
Dengan analisis di atas dapat
dikatakan bahwa alternatif kedua lebih baik. Artinya, perusahaan sebaiknya
menjual motor 10 hp yang dimiliki dan menggantinya dengan motor 20 hp.
Kebijakan ini akan memberikan penghematan sebesar 1.341,36 ribu - 1.298,59 ribu
= Rp. 42,77 ribu per tahun.
Nilai sebesar Rp. 540 ribu dianggap
sebagai nilai awal pada motor 10 hp yang dimiliki karena bila motor ini dijual,
perusahaan akan memperoleh uang sebesar Rp. 540 ribu. Artinya, nilai motor
tersebut saat ini adalah Rp. 540 ribu. Dengan menggunakan prinsip sudut pandang
pihak ketiga maka alternatif pertama akan dianggap membutuhkan investasi
sebesar 540 ribu
5.4
Alur keputusan penggantian yang khas
Dalam alur keputusan penggantian
terdapat beberapa tahapan yaitu berawal dari evaluasi periodik terhadap semua asset
apakah diperlukan penggantian atau tidak, kemudian alur selanjutnya yaitu
analisa penggantian apakah asset lama
akan diganti atau tidak jika iya apakah aset pengganti sama dengan asset lama
jika tidak buat analisa pelepasan keputusan untuk menghitung umur asset lama, Jika
umur ekonomi Telah dicapai ganti asset kemudian bandingkan EUAC minimum asset baru
dengan biaya tambahan aset lama untuk membuat keputusan jika iya Apakah semua
aset baru masa dating identic jika tidak bandingkan perubahan EUAC selama
beberapa siklus penggantian oleh aset baru dengan biaya tambahan asset lama,
untuk membuat keputusan
5.5
Menentukan umur ekonomi asset baru dan lama
1.
Menentukan
umur ekonomi aset lama
Sangat penting mengetahui umur ekonomi, EUAC minimum dan total biaya
tahun demi tahun atau biaya tambahan untuk aset baru maupun aset lama sehingga
keduanya dapat dibandingkan berdasarkan evaluasi terhadap umur ekonomi dan
biaya yang paling hemat keduanya.
Untuk
sebuah aset baru, umur ekonominya dapat dihitung jika investasi modal,biaya
tahunan dan nilai pasar per tahun diketahui atau dapat diestimasi.
1.
Analisis sebelum
pajak
PWk
(i%) = I – MVk (P/F,i%,k) + SEj
(P/F,i%,j)
TCk
(i%) = MVk-1 – MVk + iMVk-1 + Ek
Contoh
1 :
Sebuah
truk forklift baru akan memerlukan investasi sebesar $20.000 dan diharapkan
memiliki nilai pasar akhir tahun serta biaya tahunan seperti diperlihatkan pada
tabel dibawah ini. Jika MARR sebelum pajak adalah 10% per tahun, berapa lama
aset tersebut harus dipertahankan kegunaannya?
Jawab
:
Penentuan
umur ekonomi N sebelum pajak aset baru :
(1)
Akhir tahun,k
|
Biaya penggunaan
pada tahun, k
|
EUAC tahun k
|
||||
(2)
MV, akhir tahun, k
|
(3)
Penyusutan aktual selama
tahun, k
|
(4)
Biaya modal = 10%
dari MV awal tahun
|
(5)
Biaya tahunan (Ek)
|
(6) = (3)+(4)+(5)
Total biaya
(marginal) tahun k (TCk)
|
(7)
EUACk=[STCj(P/F,10%,j)](A/P,10%,k)
|
|
0
|
$20.000
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
1
|
15.000
|
$5.000
=20.000-15.000
|
$2.000
= 20.000x0,1
|
$2.000
|
$9.000
|
$9.000
|
2
|
11.250
|
3.750
=15.000-11.250
|
1.500
= 15.000x0,1
|
3.000
|
8.250
|
8.643
|
3
|
8.500
|
2.750
=11.250-8500
|
1.125
=11.250x0,1
|
4.620
|
8.495
|
8.600
® EUAC minimum (N*=3)
|
4
|
6.500
|
2.000
=8500-6500
|
850
=8500x0,1
|
8.000
|
10.850
|
9.082
|
5
|
4.750
|
1.750
=6500-4750
|
650
=6.500x0,1
|
12.000
|
14.400
|
9.965
|
Asumsi : semua
arus kas terjadi pada setiap akhir tahun.
Kolom 3 :
Penyusutan aktual untuk setiap tahun adalah perbedaan antara nilai pasar awal
dan akhir tahun. Penyusutan untuk masalah ini tidak dihitung berdasarkan metode
formal namun didasarkan pada hasil kekuatan ekspektasi pasar.
Kolom 4 :
Opportunity cost modal pada tahun k adalah 10% dari modal yang tidak direcover
(diinvestasikan dalam aset) pada awal masing-masing tahun.
Kolom 7 :
Equivalent uniform annual cost (EUAC) yang akan timbul setiap tahun jika aset
tersebut dipertahankan penggunaannya sampai tahun k, dan selanjutnya digantikan
pada akhir tahun. EUAC minimum terjadi pada akhir tahun N*. ®
Pada aset disini memiliki EUAC minimum jika dipertahankan kegunaannya hanya
selama tiga tahun (yaitu N*=3).
EUAC2
(10%)= $20.000(A/P,10%,2)-$11.250(A/F,10%,2)+[$2.000(P/F,10%,1)+$3.000(P/F,10%,2)](A/P,10%,2)
= $8.643
2.
Menentukan
umur ekonomi aset lama
Jika
tidak ada MV aset lama saat ini atau nanti (dan tidak ada pengeluaran untuk
perbaikan) dan jika biaya operasi aset lama diperkirakan akan meningkat setiap
tahun, maka sisa umur ekonomi yang menghasilkan EUAC paling kecil akan satu
tahun.
Jika MV lebih besar dari nol dan diharapkan menurun
dari tahun ke tahun, maka perlu dilakukan perhitungan sisa umur ekonomi.
Penundaan (postponement) umumnya diartikan sebagai
penundaan keputusan mengenai kapan akan melakukan penggantian, bukan mengenai
keputusan untuk menunda penggantian sampai tanggal masa datang tertentu.
Contoh
5 :
Misalnya ingin diketahui berapa lama sebuah truk
forklift harus dipertahankan kegunaannya sebelum diganti dengan truk forklift
baru yang data-datanya diberikan pada contoh 3. Truk lama dalam kasus ini sudah
berusia dua tahun, yang dibeli dengan biaya $13.000 dan memiliki MV yang dapat
dicapai saat ini (realizable MV)
sebesar $5.000. Jika dipertahankan, nilai pasar dan biaya tahunannya
diperkirakan akan seperti berikut :
Akhir tahun k
|
MV akhir tahun k
|
Biaya tahunan, Ek
|
1
|
$4.000
|
$5.500
|
2
|
3.000
|
6.600
|
3
|
2.000
|
7.800
|
4
|
1.000
|
8.800
|
Tentukan periode paling ekonomis untuk tetap
mempertahankan aset lama sebelum menggantinya dengan aset pengganti yang ada
pada contoh 3. Biaya modal adalah 10% per tahun.
Jawaban :
Penentuan umur ekonomi aset lama
(1)
Akhir
tahun, k
|
(2)
Penyusutan
aktual selama tahun k
|
(3)
Biaya
modal = 10% dari MV awal tahun (*)
|
(4)
Biaya
tahunan (Ek)
|
(5)
Total
biaya (marjinal) atau tahun (TCi)
=(2)+(3)+(4)
|
(6)
EUAC
sampai tahun k
|
1
|
$1.000
|
$500
|
$5.500
|
$7.000
|
$7.000
|
2
|
1.000
|
400
|
6.600
|
8.000
|
7.474
|
3
|
1.000
|
300
|
7.800
|
9.100
|
7.966
|
4
|
1.000
|
200
|
8.800
|
10.000
|
8.406
|
(*) tahun satu berdasarkan MV yang
dapat dicapai sebesar $5.000
Perhatikan bahwa EUAC minimum sebesar $7.000
berkaitan dengan mempertahankan aset lama satu tahun lagi. Namun, biaya
marjinal mempertahankan truk untuk tahun kedua adalah sebesar $8.000, yang
masih tetap lebih kecil dari EUAC minimum aset pengganti (yaitu $8.600 dari
contoh 3). Biaya marjinal untuk mempertahankan aset lama pada tahun ketiga dan
tahun selanjutnya lebih besar dari $8.600 EUAC minimum truk baru. Berdasarkan
data yang ada saat ini, paling ekonomis untuk mempertahankan aset lama selama
dua tahun lagi dan selanjutnya menggantinya dengan aset baru.
5.6
Perbandingan aset lama dengan yang baru
Situasi
ketiga terjadi ketika masa manfaat aset pengganti terbaik dan aset lama
diketahui, atau dapat diestimasi, namun tidak memiliki nilai yang sama.
Ketika
asumsi berulangan (repeatability) tidak dapat diterapkan, asumsi berakhir
bersamaan (coterminated) dapat digunakan; asumsi ini menggunakan periode studi
terbatas untuk semua alternatif. Jika pengaruh inasi akan dilibatkan dalam
analisis penggantian, dianjurkan untuk menggunakan asumsi coterminated.
Contoh
Andaikan
kita dihadapkan pada masalah penggantian yang sama dengan contoh di atas,
kecuali bahwa periode masa manfaat yang dibutuhkan adalah (a) tiga tahun atau
(b) empat tahun. Artinya, periode analisis terbatas dengan menggunakan asumsi
coterminated digunakan. Untuk setiap kasus tersebut, alternatif mana yang harus
dipilih?
Jawaban
(a)
Untuk perencanaan tiga tahun, secara
intuitif kita akan berpikir apakah aset lama harus dipertahankan tiga tahun
lagi ataukah harus segera diganti dengan aset baru untuk digunakan tiga tahun
kemudian. EUAC aset lama untuk tiga tahun adalah $7.966 dan EUAC aset baru
untuk tiga tahun adalah $8.600. Berdasarkan hal ini, aset lama akan
dipertahankan selama tiga tahun. Namun, ini tidaklah tepat. Dengan memfokuskan
pada kolom “total biaya (marginal)”, kita dapat melihat bahwa aset lama
memiliki biaya paling rendah pada dua tahun pertama, tetapi pada tahun ketiga
aset lama ini memiliki biaya sebesar $9.100; sedangkan biaya tahun pertama aset
pengganti adalah $9.000. Dengan demikian, akan lebih ekonomis untuk mengganti
aset lama setelah tahun kedua. Kesimpulan ini dapat dibuktikan dengan
menghitung semua kemungkinan penggantian dan biayanya yang terkait, untuk
selanjutnya menghitung EUAC masing-masing.

(b)
Untuk rentang perencanaan empat tahun, alternatif-alternatif tersebut beserta
biaya-biayanya yang terkait untuk masing-masing tahun dan EUACnya ada dalam
tabel dibawah ini.
Penentuan
kapan untuk mengganti aset lama dengan rentang rencana empat tahun.
Jadi,
alternatif paling ekonomis adalah mempertahankan aset lama selama dua tahun
lagi kemudian menggantinya dengan aset baru, untuk dipertahankan dua tahun
kemudian. Jika analisis penggantian melibatkan aset lama yang tidak dapat lagi
digunakan akibat perubahan teknologi, keharusan perbaikan, dst, maka pilihan
diantara dua atau lebih alternatif harus dibuat
5.7
Penghentian tanpa penggantian
Jika biaya peluang modal
(opportunity cost of capital) i% per
tahun, apakah proyek tersebut harus dilakukan? Tahun kapankah paling baik untuk
membebaskan (abandon) proyek jika
kita memutuskan untuk melaksanakan proyek tersebut?
Untuk ini dapat diterapkan asumsi :
1.
Setelah investasi modal
dilaksanakan, perusahaan akan menunda keputusan untuk membebaskan proyek
sepanjang nilai ekuivalennya (equivalent
worth) tidak menurun.
2.
Proyek akan dihentikan pada
waktunya yang paling baik dan tidak akan dilakukan penggantian.
Menyelesaikan masalah pembebasan (abandonment) sama dengan menentukan umur
ekonomi sebuah aset. Namun dalam masalah pembebasan terdapat keuntungan tahunan
(arus kas masuk), sedangkan analisis umur ekonomi lebih didominasi oleh biaya
(arus kas keluar).
Contoh
:
Sebuah mesin pengepak/pembungkus kertas daur ulang
sedang dipertimbangkan oleh perusahaan XYZ. Pendapatan tahunan setelah pajak
dikurangi biaya-biaya proyek telah dihitung. Demikian pula nilai pembebasan
setelah pajak (after-tax abandoment value)
mesin pada akhir masing-masing tahun.
|
Akhir tahun
|
|||||||
0
|
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
6
|
7
|
|
Pendapatan
tahunan (setelah pajak) dikurangi biaya
|
-$50.000a
|
$10.000
|
$15.000
|
$18.000
|
$13.000
|
$9.000
|
$6.000
|
$5.000
|
Nilai
pembebasan mesinb
|
-
|
40.000
|
32.000
|
25.000
|
21.000
|
18.000
|
17.000
|
15.000
|
a
Investasi modal
b
Estimasi nilai pasar
MARR perusahaan setelah pajak adalah 12% per tahun.
Kapan waktu terbaik untuk membebaskan mesin jika perusahaan telah siap
memutuskan untuk menggunakan mesin tersebut dan menggunakannya tidak lebih dari
tujuh tahun?
Jawaban :
Mempertahankan
mesin selama satu tahun :
AW1(12%) =
-$50.000(A/P,12%,1)+($40.000+$10.000)(A/F,12%,1)
= -$6.000
Mempertahankan
mesin selama dua tahun :
AW2(12%)
= [-$50.000+$10.000(P/F,12%,1)+($15.000+$32.000)(P/F,12%,2)] (A/P,12%,2)
= -$2.132
Mempertahankan mesin selama tiga tahun :
AW3(12%)
= [-$50.000+$10.000(P/F,12%,1)+$15.000(P/F,12%,2)
+($18.000+$25.000)(P/F,12%,3)](A/P,12%,3)
= $622
Mempertahankan mesin selama empat
tahun :
AW4(12%) = [-$50.000+$10.000(P/F,12%,1)+$15.000(P/F,12%,2)
+$18.000(P/F,12%,3)+($13.000+$21.000)(P/F,12%,4)](A/P,12%,4)
= $1.747
Mempertahankan mesin selama lima tahun :
AW5(12%)
= [-$50.000+$10.000(P/F,12%,1)+$15.000(P/F,12%,2)
+$18.000(P/F,12%,3)+$13.000(P/F,12%,4)+($9.000+$18.000)
(P/F,12%,5)](A/P,12%,5)
= $2.020
Mempertahankan mesin selama enam tahun :
AW6(12%) =
[-$50.000+$10.000(P/F,12%,1)+$15.000(P/F,12%,2)
+$18.000(P/F,12%,3)+$13.000(P/F,12%,4)+$9.000(P/F,12%,5) +($6.000+$17.000)(P/F,12%,6)](A/P,12%,6)
= $2.121
Mempertahankan mesin selama tujuh
tahun :
AW7(12%) =
[-$50.000+$10.000(P/F,12%,1)+$15.000(P/F,12%,2)
+$18.000(P/F,12%,3)+$13.000(P/F,12%,4)+$9.000(P/F,12%,5)
+$6.000(P/F,12%,6)+($5.000+$15.000)(P/F,12%,7)](A/P,12%,7)
= $2.006
Jadi, nilai AW akan maksimum dengan mempertahankan
mesin selama enam tahun, yang merupakan waktu terbaik untuk membebaskan mesin.
Dalam beberapa kasus, manajemen memutuskan bahwa
meskipun penggunaan utamanya akan dihentikan, namun aset yang ada saat ini tidak
akan diganti atau dihapus sama sekali dari penggunaannya. Meskipun aset lama
secara ekonomis tidak dapat bersaing lagi, namun tetap akan diinginkan bahkan
lebih ekonomis untuk tetap dipertahankan sebagai cadangan atau untuk penggunaan
yang berbeda.
Biaya untuk mempertahankan aset lama berdasarkan
kondisi seperti itu akan cukup rendah, karena MVnya yang lebih relatif rendah
dan mungkin biaya tahunan yang juga rendah.Aset pengganti terbaik yang tersedia harus ditentukan. Kegagalan untuk melakukan
hal ini menggambarkan praktek engineering yang tidak dapat diterima.
Setiap kelebihan kapasitas, keterandalan,
fleksibilitas, keamanan dan seterusnya dari aset pengganti akan memiliki nilai
bagi pemilik dan harus diklaim sebagai keuntungan dalam nilai uang jika estimasi
dalam nilai uang dapat dilakukan. Jika sebaliknya, nilai ini akan dianggap
sebagai keuntungan yang bersifat nonmoneter.
Sumber referensi :
https://hidupsimpel.com/dampak-inflasi-terhadap-perekonomian/
http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2010/05/inflasi-dan-perubahan-harga/
http://tahajudin.blogspot.co.id/2010/05/inflasi-dan-perubahan-harga.html
https://gemgi.wordpress.com/2011/12/08/risiko-ketidakpastian-dan-pengambilan-keputusan/
http://eckoahmadi.blogspot.co.id/2016/04/makalah-ekonomi-manajerial-resiko.html
http://crmsindonesia.org/publications/ketidak-pastian-manajemen-risiko/
http://web.ipb.ac.id/~tepfteta/ekotek/Minggu_14/M14B1.htm
http://deriaprianto74.blogspot.co.id/2012/01/analisis-break-even-point-bep.html
http://uthyns.blogspot.co.id/2016/04/analisis-titik-impas-bep-dan-analisis.html
https://bellavira.blogspot.co.id/2017/11/ketidakpastian-dan-penalaran.html
http://fisip-uig4.blogspot.co.id/2015/11/teori-pengambilan-keputusan.html
Saya telah berpikir bahwa semua perusahaan pinjaman online curang sampai saya bertemu dengan perusahaan pinjaman Suzan yang meminjamkan uang tanpa membayar lebih dulu.
BalasHapusNama saya Amisha, saya ingin menggunakan media ini untuk memperingatkan orang-orang yang mencari pinjaman internet di Asia dan di seluruh dunia untuk berhati-hati, karena mereka menipu dan meminjamkan pinjaman palsu di internet.
Saya ingin membagikan kesaksian saya tentang bagaimana seorang teman membawa saya ke pemberi pinjaman asli, setelah itu saya scammed oleh beberapa kreditor di internet. Saya hampir kehilangan harapan sampai saya bertemu kreditur terpercaya ini bernama perusahaan Suzan investment. Perusahaan suzan meminjamkan pinjaman tanpa jaminan sebesar 600 juta rupiah (Rp600.000.000) dalam waktu kurang dari 48 jam tanpa tekanan.
Saya sangat terkejut dan senang menerima pinjaman saya. Saya berjanji bahwa saya akan berbagi kabar baik sehingga orang bisa mendapatkan pinjaman mudah tanpa stres. Jadi jika Anda memerlukan pinjaman, hubungi mereka melalui email: (Suzaninvestment@gmail.com) Anda tidak akan kecewa mendapatkan pinjaman jika memenuhi persyaratan.
Anda juga bisa menghubungi saya: (Ammisha1213@gmail.com) jika Anda memerlukan bantuan atau informasi lebih lanjut